Sumber: pexels.com |
Kau pasti menyunggingkan senyum tipis pada dua kata ini. heh. Sebab tau makna dua kata itu.
Ya..manusia, si Perasa paling hebat.
Selalu ingin terhormat, tapi apa kau tau?..Ia kan terhormat jika perasaannya dikomandoi oleh aturan syariat, bagi remaja yang kini berharap.. bahasanya berharap pada ikatan suci. eah..
Takkan pernah ia memberi ruang kecil untuk merasai cintanya makhluk. Karena ia tau, itu adalah ikatan yang akan terlepas menumpas hati.
Baca juga: Khairil Anwar: Penyair yang Ingin Hidup Seribu Tahun Lagi
Tapi mohon, bagi yang mengerti alurnya "persyahadatan cinta," jangan taruh setitik pun kemenarikan diri pada sang lawan. Sebab ia adalah awal dari "pengkhianatan" dan kebinasaan.
Menarik atau ditarik jangan kau ungkapkan gelora itu, ia amat bahaya. Menyata suka, seolah menyandang legal, mengkhususkan diri untuknya, padahal syahwat masih manja di mata.
Akibatnya manusia menjadi sosok pengecap keindahan namun ramai terluka.
Yang benar simpan cintamu diam-diam diatas cinta-Nya Allah. Bakar kemudian cintanya, supaya air memadamkan syahwat sesat yang menyinggapi, mereda gejolak merah jambu ala iblis terkutuk, hingga menemukan mana firasat nyata yang tak habis terbakar, ini adalah bagian dari kebenaran cinta yang mesti kau yakini.
Datangilah jika engkau laki-laki, dan tunggulah jika engkau perempuan.
Sudah penat jariku menulis tentang cinta. Tetapi ini adalah sebuah refleksi dari pedulinya nurani keimanan yang kebetulan ditakdirkan menjadi insan, maka aku persembahkan tulisan-tulisan mengenai jalan benar untuk mencinta, mengasihi, dan menyayangi.
Jangan sampai kita salah memahami, celaka menindaki, dan menyudahi sebab menyesali.
Penulis : Shindy At-Tasiky
Editor : Zulfi Muhammad R
Baca Juga: Novel I Will Miss Ramadhan