Ilustrasi Gambar: Pinters.id - https://pin.it/47LdujP |
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya pemuda merupakan aset bangsa yang sangat besar dan mahal harganya. Kenapa demikian? Karena di tangan pemudalah tanggung jawab peradaban diemban. Tanggung jawab perjuangan yang akan terus dilayangkan. Serta tanggung jawab pergerakan yang akan terus digemakan.
Maju atau tidaknya suatu peradaban atau suatu bangsa, dapat dilihat dari seberapa berkualitasnya pemuda yang ada saat ini. Ketika pemuda-pemuda yang ada saat ini sangat peduli terhadap ilmu, bercita-cita luhur, berbudi pekerti yang tinggi. Maka tak heran, peradaban yang akan diraih adalah suatu peradaban maju dan juga beradab.
Sebaliknya, ketika pemuda yang ada saat ini hanyalah seorang pemuda yang haus akan nafsu syahwat, mendewakan imajinasi dan halusinasi semata, tidak peka terhadap lingkungan yang ada, tidak bermoral serta tidak cinta terhadap ilmu, maka seperti apa peradaban yang akan dicetak kedepannya? Tentu saja akan menjadi suatu peradaban yang termundurkan dan tak beradab.
Lantas, seperti apakah pemuda yang ada di negri kita saat ini?? Apakah sudah pantas sebagai pengemban amanah untuk suatu peradaban nyang maju dan beradab?? Jawabannya ada pada diri kita sendiri, apakah kita sudah pantas untuk memegang amanah yang besar itu??
Ketika kita melihat kembali ke masa yang lalu, dimana peran pemuda untuk kemerdekaan Indonesia sangatlah penting. Takkan ada proklamasi, tanpa ada inisiatif dari pemuda ketika terjadi genjatan senjata antara Jepang dan Amerika dengan cerdiknya mengambil kesempatan itu dan membawa sang proklamator ke Rengasdengklok untuk membacakan naskah kemerdekaan Indonesia merdeka tahun 1945.
Takkan ada penaklukkan Konstantinopel di Eropa sana dengan tembok pertahanan yang paling kuat di dunia tanpa ada mental baja dari seorang pemuda usia 21 tahun yang membara hatinya untuk menaklukkan kota itu dengan tangannya. Al fatih tak menyerah walau sebagian besar orang tua sudah pasrah dan tak lagi ingin berjuang, tapi dengan ketaqwaan dan juga kekuatan mental baja dari seorang pemuda maka akhirnya konstantinopel pun dapat tunduk di tangan pemuda usia 21 tahun.
Sudah terlalu banyak sejarah menceritakan mengenai sosok-sosok dibalik keberhasilan yang sangat besar, maka dibaliknya ada pemuda yang mempunyai tekad yang kuat, cita-cita yang tinggi serta kondisi yang tidak kenal menyerah walau seberat apapun rintangan yang ada dihadapan, maka pemuda yang tangguh akan menghadapinya dengan ikhlas dan taqwa.
Sudah terlalu banyak sejarah menyatakan pula bahwasanya di dalam suatu perjuangan dan keberhasilan, terdapat andil dari pemuda yang begitu besarnya. Oleh karenanya, janganlah tinggalkan pemuda didalam suatu hal yang besar, karna dengan adanya pemuda yang gigih sesuatu akan dapat diraih dengan baik.
Sekarang kita introspeksi ke dalam diri kita masing-masing. Mau dibentuk seperti apakah kita kedepannya, sedangkan kita merupakan seorang pemuda yang hidup masih dengan darah yang membara. Apakah kita hanya ingin menyia-nyiakan waktu dan tenaga kita untuk hal-hal yang tidak berguna, ataukah kita mau ikut dan andil dalam suatu perjuangan dan pengorbanan untuk peradaban yang lebih maju dan lebih baik.
Maka, cukup mudah kita lihat Negara kita tercinta ini 10 atau 20 tahun kedepannya akan seperti apa. Maka lihatlah pemuda yang ada sekarang, apa yang mereka lakukan di hari ini maka itu lah yang akan kita dapatkan di masa yang akan datang.
Walaupun Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di tahun 2045, namun kualitas dari bonus demografi tersebut dapat dilihat dari sekarang. Apakah dengan bonus demografi itu akan menjadi perubah yang signifikan untuk kemajuan Indonesia, ataukah dengan bonus demografi itu akan menjadi pembunuh Indonesia dari peradwban yang maju dan juga kuat.
Satu langkah yang dilakukan oleh pemuda ke arah kebaikan, akan menentukan langkah apa yang akan dipegang oleh peradaban dan negara itu sendiri. Serta satu langkah yang dilakukan pemuda ke arah yang salah, maka itu akan menuntun peradaban itu dalam keterpurukan dan kemiskinan.
Tentukan arah kita, berjalanlah dengan apa yang kita yakini untuk perubahan terhadap peradaban yang lebih baik.
Karya: Rifqi Muhammad Fajar