Ditulis oleh Rifqi Muhammad Fajar
Definisi Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Puisi ini biasanya merupakan sebuah ungkapan penulis yang mengenai perasaannya, emosinya serta pengalaman penulis yang dituliskan didalam bahasa-bahasa yang menarik sehingga tercipta satu bait kata yang indah.
Para ahli sastra juga mempunyai ragam pemikiran makna dan definisi mengenai puisi itu sendiri, diantara para ahli yang mendefinisikan puisi itu adalah:
HB Jassin. Beliau menjelaskan bahwasannya puisi itu merupakan karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pemikiran serta tanggapan mengenai suatu hal atau keadaan tertentu.
Sumardi. Beliau mendefinisikan puisi sebagai suatu karya sastra yang bahasanya telah dipadatkan, dipersingkat serta diberi irama dan bunyi sehingga memiliki kata-kata bermakna kiasan atau imajinatif.
Herman Waluyo. Beliau juga mendefinisikan puisi sebagai suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta struktur batin.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwasannya puisi merupakan suatu rangkaian karya sastra yang diwujudkan dalam kata-kata yang indah serta dalam bahasa yang padat dan ringkas, serta merupakan perwujudan imajinasi penulis yang berkaitan dengan emosi, perasaan dan juga pengalaman yang telah terjadi.
Jenis-Jenis Puisi
Didalam proses perkembangan karya sastra puisi ini, terdapat jenis puisi yang di klasifikasikan bedasarkan masa serta cara kepenulisan puisi itu sendiri. Jenis puisi ini secara umum terbagi kepada dua bagian yakni puisi lama dan juga puisi modern.
Puisi Lama: Merupakan jenis puisi yang sudah ada dari sejak dulu. Biasanya puisi ini dipakai dalam upacara-upacara adat. Puisi lama mempunyai berbagai aturan yang mesti diikuti, dengan jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dan rima yang diatur sedemikian rupa. Diantara aturan-aturan dalam puisi lama ini adalah seperti: Terikat dengan jumlah baris, 2, 4 atau lebih. Terikat dengan jumlah suku kata. Terikat dengan rima terikat aturan jumlah baris pada satu bait, terikat dengan rima. Yang termasuk kepada jenis puisi lama diantaranya adalah:
- Pantun : Pantun adalah puisi lama yang memiliki sajak abab dan setiap baris berisi delapan sampai 12 suku kata.Ciri-ciri pantun diantaranya adalah memiliki sajak a-b-a-b.
- Karmina : Karmina biasanya digunakan sebagai media untuk menyatakan sindiran atau ungkapan secara langsung yang termaktub di bagian isi (baris kedua) karmina. Namun, seiring berjalannya waktu, bentuk karmina pun menjadi dua baris dan mempunyai suku kata sebanyak 8-12 suku kata. Karmina ini tidak jauh beda dengan pantun, yang membedakan hanyalah sajak a-a-b-b.
- Mantra : Mantra merupakan satu-satunya puisi lama yang setiap ucapannya dianggap memiliki kekuatan gaib/magis untuk keperluan ritual ataupun pengobatan.
- Syair : Kata “Syair” berasal dari bahasa Arab Syu’ur yang berarti “Perasaan”. Syaur mememiliki bentuk yang terikat, sehingga syair juga memiliki aturan-aturan tersendiri.
- Gurindam : Pada dasarnya gurindam sangat mirip dengan pantun. Hanya saja gurindam tidak memiliki sampiran. Gurindam memiliki persajakan yang sama di akhir. Dua baris tersebut merupakan hubungan sebab dan akibat.
- Seloka : Seloka adalah jenis puisi lama yang berisikan perumpamaan atau kiasan untuk menyindir maupun bergurau. Seloka biasanya ditulis dalam bentuk pantun maupun syair.
- Talibun : merupakan sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris).
Jenis-jenis puisi lama ini tentu saja mempunyai ciri khas nya masing-masing sehingga mempunyai penikmatnya tersendiri di antara para penikmat sastra. Akan tetapi dari puisi lama ini terdapat aturan2 nya dan cenderung lebih tidak fleksibel dan lebih terpaku kepada aturan-aturan yang ada.
Puisi Modern : Meupakan sebuah jenis karya sastra yang tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu dalam proses pembuatan serta pembacaannya. Bebas dan tidak terikat dengan aturan tertentu ini merupakan satu hal yang dapat menggambarkan mengenai jenis puisi modern ini. Tidak terikat pula dengan aturan khusus didalam jumlah suku kata dan diksi, jumlah baris, rima (sajak) maupun jumlah bait. Puisi modern secara umum mempunyai ciri-ciri yang diantaranya adalah:
- Mempunyai bentuk simetris dan rapi
- Memiliki persajakan akhir yang teratur
- Pola yang dominan yaitu pola sajak pantun dan syair
- Tidak terikat pada sebuah aturan (baik dari segi baris, suku kata dan rimanya semuanya bebas).
- Setiap baris terdiri atas sebuah gatra atau kesatuan sintaksis
- Setiap gatra terdiri atas dua kata atau empat sampai lima suku kata
- Menggunakan majas atau gaya bahasa yang dinamis.
Dari pembahasan mengenai puisi modern ini, maka diantara jenis-jenis puisi modern dilihat dari isinya terbagi kepada beberapa jenis, yaitu:
- Ode : merupakan bwntuk atau jenis puisi yang bwrisi sanjungan atau pujian kepada orang-orang yang berjasa atau memiliki tema mengwnai kepahlawanan.
- Balada : Merupakan puisi yang berbentuk cerita mengenai karangan pribadi, mitos atau legwnda masyarakat serta dipercayai akan kebenarannya.
- Epigram : Merupakan bentuk puisi yang berisi mengenai ajaran hidup atau tuntunan ke arah kebenaran.
- Romance : Bentuk puisi ini menceritakan mengenai kisah-kisah percintaan yang bisa muncul dari pengalaman penulis.
- Elegi : Merupakan bentuk puisi yang berkaitan dengan ratap tangis, kesedihan atau pengalaman pahit yang pernah dialami ogel seseorang.
- Satire/Satir : Merupakan bentuk puisi yang berisi ttg sindiran kepada pemilik kedudukan atau kekuasaan, biasanya di tujukan kepada penguasa-penguasa yang dzalim atau tidak memberikan keadilan kepada rakyatnya, bisa juga kepada penguasa yang tidak baik dalam bekerja.
- Himne : Bentuk karya sastra ini berisi pujian-pujian untuk Tuhan, tanah air tercinta dan pahlawan yang telah ikut berjuang membela kemerdekaan. Namun, saat ini kebanyakan himne merupakan bentuk puisi yang dinyanyikan.
Itu merupakan jenis-jenis puisi yang dilihat dari bentuk dan isinya. Akan tetapi ada juga jenis puisi modern yang dilihat dari bentuk kepenulisannya, diantara jenis puisi modern yang dilihat dari bentuk kepenulisannya, jenis ini terbagi kepada delapan bagian diantara
Diatikon : Merupakan jenis puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya.
- Terzina : Merupakan puisi yang terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.
- Quatrain : Puisi yang terdiri atas empat baris dalam tiap baitnya.
- Quint : Puisi yang terdiri atas lima baris dalam tiap baitnya.
- Sektet : Jenis puisi yang terdiri atas enam baris dalam tiap baitnya.
- Septima : Puisi yang terdiri atas tujuh baris dalam tiap baitnya.
- Oktaf/Stanza : Ini merupakan puisi yang terdiri atas delapan baris dalam tiap baitnya.
- Soneta : Merupakan sebuah puisi yang terdiri atas empat belas baris dan terbagi menjadi dua. Dua bait pertama berisi empat baris, dan dua bait kedua berisi tiga baris.
Tokoh yang Berpengaruh dalam Perkembangan Puisi di Indonésia
- Chairil Anwar
- Asrul Sani
- Sutardzi Calzoum
- Dr. Abdul Hadi Wiji Muthari
- Taufiq Ismail
- WS Rendra
- Dr. Sapardi Djoko Damono
- H Ahmad Mustofa Bishri
- Ajib Rasyidi
- Emha Ainun Nadjib