Ahad, 27 Juni 2021 telah dilaksanakan kegiatan HIMMAH Kajian Bahasa Arab oleh Hima Prodi Ilmu Hadits dari pukul 09.00 sampai 12.00. Dikarenakan sedang pandemi kajian ini dilaksanakan secara virtual lewat ruang Zoom. Kajian ini terbuka untuk semua mahasiswa dan mahasiswi STAI Persis Garut. Adapun yang mengikuti kajian ini ada sekitar 31 orang yaitu dari 2 pemateri, 1 moderator, 1 MC, dan yang lainnya peserta.
Tujuan dilaksanakannya kajian ini sebagaimana diucapkan oleh Sofyan Hidayatulloh dalam sambutannya sebagai Hima Prodi Ilmu Hadits adalah untuk pengkajian. HIMMAH sendiri adalah singkatan dari Halaqah Ilmiah Mahasiswa Ilmu Hadits. Dalam kajian kali ini ada 2 pemateri yaitu Ustadz H. Husen Zaenal Muttaqin, Lc. M.Pd.I. dengan tema yang akan disampaikan tentang Pendidikan Bahasa Arab di Persis dan Ustadz Hasan Anshori, M.Pd. dengan tema yang akan disampaikan tentang Pendidikan Bahasa Arab di Perguruan Tinggi.
Kajian pun mulai dibuka oleh MC acara yang kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Sofyan Hidayatulloh sebagai Ketua Hima Prodi Ilmu Hadits. Kemudian acara diberikan kepada moderator untuk memimpin acara. Setelah Ustadz Husen masuk ke ruang Zoom materi pertama pun mulai disampaikan kepada seluruh peserta. Ada beberapa pembahasan yang beliau sampaikan dalam materi kali ini antara lain tentang pentingnya mempelajari bahasa Arab, 4 keterampilan bahasa Arab, metode belajar bahasa Arab, dan bagaimana pendidikan bahasa Arab di Persis.
Menurut beliau "Ketika kita ingin belajar bahasa Arab maka kita harus cinta dulu terhadap bahasa Arab agar kita mudah dalam mempelajari bahasa Arab". 4 keterampilan bahasa Arab sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Husen adalah Maharah Istima' (keterampilan mendengar), Maharah Kalam (keterampilan berbicara), Maharah Qiro'ah (keterampilan membaca), dan Maharah Kitabah (keterampilan menulis). Adapun metode belajar bahasa Arab di antaranya adalah metode pencarian dan terjemah, metode langsung, metode qira'ah, dan metode terakhir yang didengarkan dan diucapkan.
Ustadz Husen menyampaikan bahwa semangat pengajaran bahasa Arab di Persis itu tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa pelajaran yang membahas tentang bahasa Arab di sekolah-sekolah Persis.Pelajaran tersebut antara lain nahwu, shorof, balaghah, qira'atur rasyidah, dan masih banyak yang lainnya. Dengan pelajaran-pelajaran bahasa Arab tersebut menjadikan pelajar Persis banyak wawasan bahasa Arabnya terutama dalam kaidah bahasa Arab. Namun, yang perlu ditekankan bahwa pelajar Persis perlu lebih banyak mengembangkan lagi mengenai keterampilan-keterampilan bahasa Arabnya.
Selain itu, kata Ustadz Husen di Garut juga ada 2 Ma'had Lughoh Persis. Ini sebagai bukti adanya pendidikan bahasa Arab di Persis dan Ma'had Lughoh itu menerapkan pendidikan bahasa Arab hasil riset yang terbukti mampu bahasa Arab.Setelah materi pertama selesai disampaikan, kajian pun dilanjutkan oleh pemateri kedua yaitu Ustadz Hasan Anshori. Materi yang disampaikan oleh Ustadz Hasan tidak jauh berbeda dengan materi yang disampaikan oleh Ustadz Husen. Namun, ada beberapa tambahan yang beliau sampaikan dan hal tersebut menambah pengetahuan bagi para peserta.
Ustadz Hasan menambahkan diantara urgensi mempelajari bahasa Arab khususnya bagi mahasiswa ushuluddin yaitu bahasa Arab adalah transformasi ilmu pengetahuan dengan bahasa Arab kita akan memahami peradaban kita sendiri, bahasa Arab adalah bahasa ilmiah, dan bahasa Arab adalah simbol agama. Jadi, sudah seharusnya suatu pelajaran yang diajarkan bahasa Arab pasti disana juga diajarkan tentang Islamiyah. Kata Ustadz Hasan 4 keterampilan bahasa Arab itu bisa kita urutkan yaitu mulai dari mendengar, membaca, berbicara, dan yang terakhir menulis.
Adapun beberapa metode belajar bahasa Arab yang disampaikan oleh Ustadz Hasan di antaranya adalah: 1) GMT (Grammar Translate) yaitu mempelajari Nahwu dan Shorof. 2) DM (Direct Methode) yaitu secara langsung berbicara bahasa Arab. 3) OiOS (All in One System) yaitu menggambungkan semua keterampilan bahasa dalam satu pelajaran.
Setelah materi kedua selesai disampaikan kemudian dibuka sesi diskusi atau sesi tanya jawab oleh moderator. Ada dua penanya dalam kajian kali ini yaitu saudari Lani Lasna Ulhaq dan saudari Novriyanti. Pertanyaan tersebut pun dijawab oleh Ustadz Hasan dan Ustadz Husen. Setelah sesi diskusi, kajian pun selesai dan ditutup oleh MC.
(Sadina Nur Wahyuni, Wartawan UKM Aksara)