Ummu Balqis Pada Acara Seminar Keputrian |
Seminar keputrian yang menjadi salah satu kegiatan dalam acara Festival Kampus STAI
Persatuan Islam Garut mengangkat tema 'HANDALAH' (Harmonisasi Dakwah Muslimah) dengan menghadirkan seorang tokoh
Islamic Parenting/Marriage Influencer, Ummu Balqis.
Beliau menegaskan bahwa seorang
muslimah penting untuk menyampaikan ilmu yang dia miliki dan membaginya kepada
siapapun. Umu Balqis banyak menjadikan para shahabiyah -salah satunya adalah
'Aisyah binti Abu Bakr- sebagai teladan. Ia
menjelaskan bahwa pada era shahabiyah dakwah sudah dilakukan.
Dijelaskan pula, bahwa dakwah merupakan sebuah representasi cinta
kepada Allah SWT. yang berasal dari hati dan disampaikan dengan cinta. Kreatifitas dalam
berdakwah dapat memudahkan potensi kebaikan muncul. Sengaja para Shahabiyyah
diambil sebagai contoh, bahwa dakwah seorang muslimah
banyak dilakukan dengan berbagai hal yang baik.
'Puzzle' dijadikan analogi oleh Ummu, bagaimana seorang muslimah yang berdakwah bisa
menempatkan dakwah dan dirinnya pada
tempat yang tepat agar bermanfaat bagi ummat. Sehingga beliau dapat memastikan agar dakwah para wanita bukan hanya untuk menerangi orang
lain sampai-sampai melupakan
dirinya
sendiri.
Pada sesi tanya jawab, ada
peserta bertanya mengenai muslimah yang memposting
fotonya dengan dalih berdakwah di sosial media, apakah dianggap sebagai aurat?. Ummu Balqis menanggapi
"Kalau
misalkan mengupload dengan biasa-biasa saja tidak tabarruj, kemudian juga tidak
menggoda dan segala macem, ada beberapa yang membolehkan. Jadi terkait tadi itu
kan ranah khilafiyah, kalau kita berbicara tentang ushul fiqih kan ada batasan-batasan yang ranahnya ada
kemungkinan perbedaan pendapat gitu ya kan. Kalau untuk ranah fiqih khilafiyah
sendiri maka ummu akan menghargai pendapat orang." Begitulah
jawaban dari beliau.
*Risa Asma Rufaidah
(Jurnalis
Persma Unstraj)