Seorang Wanita Tidak Boleh Memimpin Laki-laki, Benarkah? Ini Tanggapan Kedua Capresma
![]() |
Sumber; tim dokumentasi acara |
Annisa Salsabila Anggraeni, Cawapresma kandidat nomor 01 menjadi isu perbincangan di kalangan mahasiswa. Banyak yang beranggapan bahwa seorang wanita tidak boleh memimpin laki-laki.
Masalah tersebut langsung ditanggapi oleh Amroini, Capresma kandidat nomor 01, ia beranggapan bahwa hal tersebut tidak masalah karena Annisa hanya menjadi wakil. Konsep kepemimpinan Islam terutama kaum-kaum modernis tidak mempermasalahkan seorang perempuan menjadi pemimpin khususnya dalam ranah-ranah tertentu, bukan menjadi pemimpin tertinggi.
“Yang pertama, dari segi hukum Islam, saya merasa hal tersebut tidaklah masalah, dia tidak menjadi pemimpin, hanya menjadi wakil. Yang kedua, memang dalam konsep kepemimpinan Islam mengiyakan, khususnya kaum-kaum modernis, tidak mengapa menjadikan perempuan sebagai pemimpin khususnya dalam ranah-ranah tertentu, bukan pemimpin tertinggi.”
Amroini menjelaskan bahwa, pemimpin tertinggi di kampus adalah rektor, dibawahnya ada ketua prodi dan sebagainya termasuk DEMA. Ia menegaskan bahwa suara wanita juga perlu didengarkan, hal tersebut menjadi alasan Amroini bekerja sama dengan Annisa.
“Pemimpin tertinggi di kampus ini adalah rektor, di bawahnya ada Kaprodi dan sebagiannya ada dari perempuan, termasuk DEMA juga bawahan rektor.” Tegasnya.
“Kami merangkul Annisa sebagai wakil agar kita bersinergi bersama, agar kita tahu bahwa suara yang didengar bukan hanya suara laki-laki, tapi suara perempuan juga perlu didengarkan. ” Sambung Amroini.
Ia juga menegaskan bahwa ia memilih Annisa sebagai wakil bukan untuk mencari keuntungan dari suara perempuan dalam pemilihan umum nanti. Amroini merasa cocok dengan Annisa setelah beberapa kali menjalankan program-program organisasi bersama sehingga ia memilih Annisa sebagai wakilnya.
“sebetulnya saya memilih Anissa sebagai wakil itu bukan dalam artian ya tadi hanya meraup keuntungan dari pihak perempuan ataupun mungkin dari perspektif yang lain.” Ujarnya.
“Saya merasa cocok setelah beberapa event menjalankan program-program organisasi bersama.” Sambungnya.
Angga, Kandidat nomor 02, menanggapi isu tersebut, menurutnya, mengangkat Annisa sebagai wakil ketua tidak menjadi masalah. Walaupun Ia beranggapan bahwa perempuan kurang sigap dalam memberikan solusi, tapi ia juga mengatakan bahwa perempuan memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri dalam kepemimpinan.
“Saya merasa hal tersebut tidak masalah. Ya, walaupun kita tahu bahwa perempuan kurang responsif dalam memberikan solusi, tapi perempuan memiliki kelebihan tersendiri yang dapat membantu ketua.” Ujarnya.
Kedua capresma tidak mempermasalahkan mengangkat perempuan jadi wakil ketua. Semoga pemilihan Umum Raya Mahasiswa berjalan dengan lancar tanpa ada isu-isu yang merendahkan salah satu kandidat. Diharapkan semua mahasiswa menggunakan hak suaranya tanpa terpengaruh oleh isu-isu yang tersebar.
Jurnalis: Dilla, Fuzi
Editor: Ghufran