Garut, Aksara — Setelah HM-PS IAT menyambut tahun baru dengan Seminar Tafsir, menyusul HM-PS Ilmu Hadits (ILHA) dengan Seminar Hadits. Seminar yang mengangkat tema "Merangkai Tradisi Ulama di Tengah Arus Modernisasi" ini digelar pada (02/01) di Auditorium IAI Persis Garut, Jl. Aruji Kartawinata, Tarogong Kidul. Seminar ini bertujuan untuk menggiring pemahaman tentang bagaimana turats (warisan intelektual) dapat diadaptasi dalam ranah digital.
Acara dihadiri oleh penasihat PD Persis Kabupaten Garut, Ena Sumpena, M.Pd.I, serta aktivis YouTuber Dr. Fenti Inayati, S.Pd.I, M.Ag., sebagai tamu undangan. Seminar ini juga diikuti oleh 123 peserta yang antusias mengikuti rangkaian acara.
Peserta seminar dibuat kagum dengan pemaparan mengenai program Tahfidz Hadits, yang sudah berjalan hampir tiga tahun. Program ini terdiri dari dua kategori, yaitu Hadits Arba'in an-Nawawi dan 100 Hadits Pilihan, dengan masing-masing kategori diraih oleh tiga juara.
Ketua Pelaksana Seminar Hadits 2025, Faiq Aghna Muttaqien, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema seminar kali ini dipilih berdasarkan pentingnya hubungan antara warisan intelektual ulama terdahulu dengan dinamika zaman sekarang. Ia menegaskan bahwa hadits sebagai salah satu sumber hukum Islam dan Turats adalah warisan ulama yang harus dihadapi dengan tantangan dan peluang baru di era digital.
“Teknologi digital memberi kita kesempatan untuk melestarikan, menyebarluaskan, dan mendalami hadits serta Turats,” ujar Faiq.
Ketua Dema, Ridwan Abdallah, juga menyampaikan kebanggaannya atas inisiatif mahasiswa HM-PS Ilmu Hadits yang tetap aktif menyelenggarakan acara besar meskipun di luar jadwal perkuliahan, setelah sebelumnya HM-PS IAT menggelar seminar tafsir.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Hadits, Aziz Asmana, Lc., M.Ag., mengungkapkan bahwa seminar hadits nasional menjadi agenda tahunan yang selalu diselenggarakan bersama HM-PS Ilmu Hadits. Tema yang diangkat kali ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi masalah-masalah terkait Turats hadits. Menurutnya, kajian ilmu hadits tidak hanya berhenti pada masalah Tashih (validasi) dan Takhrij (penelusuran sanad), tetapi juga harus menjadi solusi untuk masalah umat, salah satunya melalui digitalisasi dan pemanfaatan teknologi.
Dekan Fakultas Ushuluddin sekaligus Ketua PD Persis Kabupaten Garut, Gun-Gun Basit, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Program Studi Ilmu Hadits merupakan salah satu program studi pertama di IAI Persis Garut yang dulu masih bernama STAI Persis Garut dan termasuk kedalam Prodi Misi.
Beliau juga menghimbau agar semua mahasiswa, termasuk mahasiswa Ilmu Hadits, memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk menyelesaikan tugas-tugas, mulai dari presentasi makalah hingga skripsi, dan berupaya untuk mempublikasikan hasil karya mereka di jurnal ilmiah.
Sebelum memasuki materi, Halimah Nur Aminah, mahasiswi Ilmu Hadits semester lima, menampilkan storytelling yang menggugah semangat para peserta.
Pada seminar kali ini, moderator acara adalah Nur Shidiq, M.Ag., Kepala Bagian Mahasiswa IAI Persis Garut. Beliau memoderatori dua Narasumber, yaitu Prof. Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag dan Husen Zainal Mutaqin, Lc., M.Ag.
Pemateri pertama, Prof. Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., menjelaskan tentang digitalisasi sebagai proses penggunaan alat-alat yang telah terdigitalisasi. Ia menegaskan pentingnya para mahasiswa untuk melakukan Takhrij Hadits dan mempublikasikan hasilnya di Journal of Takhrij Al-Hadith.
"Jika kita belum melakukan proses digitalisasi, berarti kita belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi," ujar Prof. Wahyudin.
Narasumber kedua, Husen Zainal Mutaqin, Lc., M.Ag., membahas relevansi Turats di era modern. Ia menjelaskan bahwa Turats terbagi menjadi dua kategori, yakni materiil (fisik) dan non-materiil. Turats saat ini seringkali dipahami sebagai kitab kuning yang berisi fiqh, ushul fiqh, ushul hadits, dan tafsir hadits.
Husen juga menekankan pentingnya mengenal tokoh-tokoh dan karya-karya ulama dalam kajian ilmu hadits.
Setelah pemaparan materi selesai, acara diakhiri dengan pengumuman pemenang doorprize untuk para peserta yang aktif bertanya, diikuti dengan sesi foto bersama.
Seminar Ilmu Hadits ini disponsori oleh South Legeng, Jildan Leather, dan Hens Gallery.
Jurnalis : DK & Dianah
Kameramen : Huzaini Ramadan