Sumber: Pixabay |
Kita mendengar atau melihat orang yang memakai baju khas yang kita sebut sebagai “baju toga” merupakan sebuah tanda atau lambang kelulusan seorang dalam jenjang perkuliahan, tak heran kita juga turut bahagia ketika melihatnya.
Baca Juga: NOVEL I MISS RAMADHAN
Baca Juga: NOVEL I MISS RAMADHAN
Namun, bukan hanya jenjang mahasiswa saja untuk zaman sekarang, tepatnya anak-anak yang lahir di era 4.0 nyatanya baju toga menjadi baju yang di pakai di semua jenjang mulai dari Kelulusan TK, SD, SMP, dan bahkan SMA.
”Baju Toga” bentuk yang sedikit berbeda dari baju biasanya bentuknya seperti jubah, ada topi yang bentuknya datar kemudian warna yang mendominasi adalah warna hitam.
Lalu apa maksud dari dibuatnya toga yang demikian unik dan aneh yang menjadi pakaian resmi yang dipakai dalam upacara wisuda? Ah, jangan-jangan meskipun bentuknya aneh, tapi ini adalah baju yang ditunggu-tunggu oleh aku dan juga kalian yang membaca tulisan ini, hehe.
Kenapa topi wisuda bentuk atasnya itu flat dan bentuknya kotak? inilah jawabannya menurut Ustadz Fitrian Kadir.
Baju Wisuda Berbentuk Seperti Gamis
Pertama, bahwasannya baju wisuda seperti gamis adalah pada saat era kejayaan Islam di Andalusia Spanyol,
orang-orang Eropa belajar ke Andalusia. Pada saat wisuda tiba, mereka menggunakan
gamis atau suff untuk laki-laki.
Makanya, Ketika mereka pulang ke Eropa, mereka masih menggunakan cara yang sama seperti halnya di Andalusia.
Bentuk Topi Wisuda Atasnya Flat
Kedua, Topi toga atasnya flat alasannya yaitu untuk menaruh Al-Quran di atasnya saat wisuda. Filosofinya “Setinggi-tingginya ilmu kita, Al-Quran lebih di atasnya”.
Bentuk Topi Wisuda Kotak
Ketiga, Kenapa bentuk topinya Kotak? Hal itu terinspirasi dari ka’bah
yang berbentuk segi empat.
Ketika melihat fakta itu, nyatanya “Baju Toga” memiliki keunikan yang sedikit aneh. Namun, dibalik itu semua, baju toga menjadi lambang dan juga bentuk.
Bahwasannya meskipun kita telah lulus, akan tetapi kita hanyalah hamba yang perlu untuk terus menuntut ilmu dengan penuh pengharapan dan permintaan kepada Yang Maha Mengetahui terhadap ilmu, yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.
Penulis : Sofia St Hajar
Editor : Zulfi MR