"Tuhan Maha Asyik"
Pengarang : Sujiwo Tejo & Dr. MN Kamba
Tebal Buku : 245 halaman
Peresensi : Rifqi Muhammad Fajar
Buku yang ditulis oleh Sujiwo Tejo dan Dr MN Kamba menceritakan tentang dialog-dialog ringan yang dilontarkan oleh anak-anak usia SD mengenai esensi dan keasyikan Tuhan didalam segala tindakannya. Dialog anak SD yang dilakoni oleh Buchari, Cristine, Samin, Parwati, Dharma, Pangestu dan Kapitayan ini menandakan kebinekhaan diantara persahabatan mereka. Meskipun mereka mempunyai latar belakang yang berbeda-beda baik dalam status sosial antara kaya dan miskin serta status keagamaan yang juga berbeda-beda namun mereka masih bisa tetap bersama dalam kerukunan dan tanpa saling diskriminasi antara satu dan yang lainnya.
Apa yang hendak dibawa oleh penulis didalam buku ini adalah, dimana keberagaman serta perbedaan diantara satu individu tidak menjadi penghambat untuk mengantarkan kepada persatuan selama itu tidak bertentangan dengan aturan Tuhan. Dialog-dialog yang menggelitik diantara anak-anak itu mengajak kita berfikir kritis serta merenungkan terkait hal-hal yang terjadi di alam sekitar, entah itu terkait esensi yang Tuhan ciptakan ataupun substansi yang berada di bawah aturan Tuhan. Semua itu menjadi bahan perenungan serta perbincangan yang menarik diantara anak-anak tersebut, yang bisa dibilang anak-anak ini merupakan orang yang kritis.
Hal lain yang terdapat didalam buku ini adalah bagaimana kita mengukur hakikat kedekatan kita dengan Tuhan adalah dengan mengoptimalkan fikiran dan akal yang telah Tuhan berikan. Karena dengannya seseorang akan sampai kepada hakikat yang diinginkan serta tercapai kepada tujuan yang diharapkan. Utusan (Rasul) Serta kitab yang dibawanya adalah sebagai wasilah kita untuk dapat sampai kepada Tuhan dengan arahan-arahan yang ditentukan didalam kitab melalui utusannya. Sejatinya, manusia akan sampai kepada taraf mengenal Tuhan ketika manusia berhasil mengoptimalkan daya fikir yang ada didalam otaknya serta berhasil mengoptimalkan tuntunan yang berada didalam kitabnya. Dengan hal tersebut, manusia akan sampai kepada pengenalannya dengan Tuhan.
Satu hal yang tak kalah penting, bahwasanya penulis buku ini menjelaskan segala sesuatunya dengan pandangan pluralisme. Sedikit menegaskan bahwasanya perbedaan agama tak menjadi batasan untuk mengenal tuhan yang Esa, dengan menyamaratakan antara substansi keagamaan, bahwasanya setiap agama mempunyai tujuan yang sama terhadap Tuhannya dan bahwasanya setiap agama itu pun benar dengan apa yang diyakininya. Dasar pluralism ini pula yang ingin dibawakan oleh penulis didalam buku ini. Akan tetapi didalam makna-makna serta dasar-dasar berfikir kritis terhadap sesuatu buku ini dapat menghantarkan kita pada hal tersebut. Terlebih positif atau negatifnya kita dapat mengambil ibrah yang tertuang didalam buku ini.
Semoga resensi ini dapat memberikan gambaran secara umum mengenai buku ini, adapun kesalahan dan kekeliruan didalam melakukan resensi ini, itu merupakan kekeliruan saya sebagai peresensi. Selebihnya kawan-kawan dapat membaca langsung didalam bukunya, semoga lebih menambah daya tarik kawan-kawan didalam dunia literasi. Membaca, menulis serta mengkritik sebuah tulisan. Tidak ada manusia yang bodoh, hanya saja manusia itu tidak mau mencoba.
Terimakasih
@Rimufa_98
Tags
Resensi Buku