Integrasi Jihad Jamiyyah
@ Pepen Irpan
_"Historia perdjuangan kita kelak akan membuktikan, bahwa hanja dengan persatuan tudjuan dan dasar itulah kemenangan tjita-tjita mendjadi kenjataan."_
(KHM. Isa Anshary, 1951:125).
Tasykil PD Persis Garut 2020-2024, yang baru dilantik, didominasi kaum muda. Dari sejumlah total 21 Tasykil, hanya 7 orang dari generasi yang sudah senior. Berarti sekitar 70% adalah generasi yang lebih muda.
Ini jelas petanda baik. Kesadaran akan berlanjutnya tongkat estafeta dari satu generasi (pinisepuh) ke generasi berikutnya (kaum muda). Kesadaran akan arti harokah.
Tiada harokah tanpa _kadervorming_, kata KHM Isa Anshary dalam buku _Falsafah Perdjuangan Islam_. Pada hlm. 151 buku tersebut, _Allahu yarham_ Isa Anshary menjelaskan : _"Tenaga muda jang harus mendjadi lasjkar perintis, hendaklah dipelihara dan diasuh ke arah kematangan. Menumbuhkan tenaga dan tunas baru, mendidik kader (kadervorming) jang tjakap dan tangkas."_ Lebih ditegaskan lagi pada hlm. 153: _"Garis dan rentjana perdjuangan akan mendjadi beku, kalau tidak ada kader (hawarijun) jang memotori berdjalannja garis rentjana perdjuanhan itu. Kebidjaksanaan pimpinan memilih kader, menempatkan dia pada tempat dan lapangan jang bersesuaian dengan ketjakapan dan kodrat kesanggupannja."_
Tapi, harus diingat, dominannya kaum muda ini di Tasykil PD bukanlah jaminan progressifnya pergerakan (harokah). Ya, jika kaum muda tasykil PD ini tidak mampu bekerja sama yang baik, semua idaman itu hanyalah ilusi semata. _Mun teu sahate, teu sasora, tungtungna mah teu sausaha_. Jalan sendiri-sendiri, walau dengan nama Jihad Jamiyyah, karena _qalbu-qalbu_-nya terpisah. Tidak mau duduk-bersama, tidak mau dan tidak terjadi kerja sama.
Setiap kader Jamiyyah harus mempunyai jiwa besar. Kerendahan hati untuk duduk bersama, walau dengan orang yang tidak disetujuinya, tidak disenanginya. Kesampingkanlah urusan pribadi dalam Jamiyyah. Jika tidak, sesungguhnya jihad jamiyyah telah gagal sebelum dilaksanakan.
Tidak terwujud persatuan, walau nama Jamiyyahnya adalah Persatuan Islam. Jika begini, tidak mungkin terwujud _Al-Jama'ah_. Yang ada adalah "harokah-semu" yang menjalankan rutinitas "program jihad."
Buktikanlah, oleh generasi muda PERSIS, bahwa kita membangun "persatuan yang Islami." Tidak sekedar berorganisasi. Tidak sekedar menjadi aktivist.
Memang, urusan hati tidak ada yang tahu, kecuali dirinya dan Gusti Allah Ta'ala. Karena itu, tampakkanlah dalam lahiriah, wujud persatuan itu dengan adanya kerja sama yang baik dalam menyukseskan Agenda-agenda Strategis Jamiyyah. Baik jangka pendek (4 tahun/1 periode), jangka menengah (10 tahun/2,5 periode), maupun jangka panjang (20 tahun/5 periode).
Jangan pernah ada satu Bidgar berjalan sendiri untuk mencapai sebuah agenda. _Rempug ku kabeh Bidgar_! Tentu, bukan mengerjakan sebuah pekerjaan yang sama. Pekerjaan yang berbeda, namun dalam proses dan sasaran yang sama, untuk menyukseskan sebuah Agenda Jamiyyah.
Itulah Integrasi Jihad Jamiyyah.
_Wallahu a'lam._
Merdeka-Grt, 160220
_Be A Bee_!
*) Bidgar SDM PD Persis Garut
Tags
Artikel