Oleh : Rifqi Muhammad Fajar
Ku ingat kala itu aku asih sangat belia
Tak kuasa dan tak daya ku untuk fasih dalam berkata-kata
Senyum simpulmu, seolah selalu memberikan sebuah rasa
Rasa yang tak pernah bisa kubayar lagi dengan harta
Tak lagi ku bayar dengan semua yang ada di dunia
Tak pernah lelah, tak pernah letih
Senyum ikhlasmu seolah menandakan suci hati yang bersih
Tak pernah ego dan selalu menutupi rasa sedih
Aku yang gagap itu dirangkul kasih
Kasih yang diberikan tanpa pernah ada rasa pamrih
Merasa ku tak bisa,, ku diajarinya..
Merasa ku bersedih,, ku dihiburnya..
Merasa ku sakit,, ku diobatinya..
Merasa ku mengeluh,, ku disemangatinya..
Letih tak dirasa
Sakit tak dirasa
Kantuk tak dirasa
Sedihpun tak dirasa,, hanya untuk kebahagiaan satu.. Anaknya
Ibu,, tak pernah kau terfikir ku tuk mengembalikan jasa-jasa mu
Tak pernah kau tersirat dalam benakmu, untuk ku selalu memberikan sesuatu padamu
Jasa mu ikhlas tak pernah relang oleh untaian waktu
Tak pernah rapuh dan menjadi abu
Tak pernah berkurang walau tak selalu temu.
Wajahmu sekarang sudah mulai berkerut
Namun simpul senyumu takkan pernah surut
Seolah kau takkan pernah merasakan takut
Akan selimut kegelapan yang tak pernah luput
Aku kini sudah mulai dewasa
Sudah mengerti apa tanda jasa
Mengerti apa balas jasa
Hingga aku selalu terpesona
Akan hadirmu yang selalu menenangkan jiwa
Belum dapat ku balas jasa
Karna jasamu takkan pernah terbalaskan sepanjang masa
Bak permata yang indah tak terlena
Sungguh ku sangat memesona
Indahnya jasa yang tak pula kata kan dapat mengatakannya
Ibu,, ku dididik supaya aku mengerti akan hidup ini
Ku kau didik supya aku memahamihidup ini
Sekarang akupun mengerti
Tak pernah bisa ku jauhkan ku darimu ini
Bukan fisik melainkan hati
Budi ku cipta supaya ku sadar dan mengerti
Bahwa akan ada sebuah jasa yang takan pernah bisa terbalaskan nanti
Budi ku cipta supaya ku sadar dan mengerti
Bahwa kaulah yang mesti dan selalu ku sayangi
Setelah ku berbakti kepada robbi dan nabi kau lah yang selalu dihati
Ibu,, doamu adalah mantra sakt bagiku
Doamu adalah ucap yang selalu ku harap dan tuju
Doamu selalu ku ingin dan perlu
Tanpa jasa dan doamu ku hanya butiran debu
Yang takkan bahagia dan dirundung pilu.
Cikajang, 11 February 2019
Ku ingat kala itu aku asih sangat belia
Tak kuasa dan tak daya ku untuk fasih dalam berkata-kata
Senyum simpulmu, seolah selalu memberikan sebuah rasa
Rasa yang tak pernah bisa kubayar lagi dengan harta
Tak lagi ku bayar dengan semua yang ada di dunia
Tak pernah lelah, tak pernah letih
Senyum ikhlasmu seolah menandakan suci hati yang bersih
Tak pernah ego dan selalu menutupi rasa sedih
Aku yang gagap itu dirangkul kasih
Kasih yang diberikan tanpa pernah ada rasa pamrih
Merasa ku tak bisa,, ku diajarinya..
Merasa ku bersedih,, ku dihiburnya..
Merasa ku sakit,, ku diobatinya..
Merasa ku mengeluh,, ku disemangatinya..
Letih tak dirasa
Sakit tak dirasa
Kantuk tak dirasa
Sedihpun tak dirasa,, hanya untuk kebahagiaan satu.. Anaknya
Ibu,, tak pernah kau terfikir ku tuk mengembalikan jasa-jasa mu
Tak pernah kau tersirat dalam benakmu, untuk ku selalu memberikan sesuatu padamu
Jasa mu ikhlas tak pernah relang oleh untaian waktu
Tak pernah rapuh dan menjadi abu
Tak pernah berkurang walau tak selalu temu.
Wajahmu sekarang sudah mulai berkerut
Namun simpul senyumu takkan pernah surut
Seolah kau takkan pernah merasakan takut
Akan selimut kegelapan yang tak pernah luput
Aku kini sudah mulai dewasa
Sudah mengerti apa tanda jasa
Mengerti apa balas jasa
Hingga aku selalu terpesona
Akan hadirmu yang selalu menenangkan jiwa
Belum dapat ku balas jasa
Karna jasamu takkan pernah terbalaskan sepanjang masa
Bak permata yang indah tak terlena
Sungguh ku sangat memesona
Indahnya jasa yang tak pula kata kan dapat mengatakannya
Ibu,, ku dididik supaya aku mengerti akan hidup ini
Ku kau didik supya aku memahamihidup ini
Sekarang akupun mengerti
Tak pernah bisa ku jauhkan ku darimu ini
Bukan fisik melainkan hati
Budi ku cipta supaya ku sadar dan mengerti
Bahwa akan ada sebuah jasa yang takan pernah bisa terbalaskan nanti
Budi ku cipta supaya ku sadar dan mengerti
Bahwa kaulah yang mesti dan selalu ku sayangi
Setelah ku berbakti kepada robbi dan nabi kau lah yang selalu dihati
Ibu,, doamu adalah mantra sakt bagiku
Doamu adalah ucap yang selalu ku harap dan tuju
Doamu selalu ku ingin dan perlu
Tanpa jasa dan doamu ku hanya butiran debu
Yang takkan bahagia dan dirundung pilu.
Cikajang, 11 February 2019