Sebuah Prolog
Hidup dan
matinya suatu peradaban sangat ditentukan dengan tradisi literasi yang menjadi
penopang peradaban tersebut. Literasi diartikan dengan kemampuan menulis dan
membaca, yang mana dengan kegiatan menuli dan membaca inilah gagasan-gagasan
akan hadir dan tumbuh. Semakin banyak karya yang dihasilkan dari kegiatan
menulis dan membaca, itu menunjukan
semakin majunya suatu peradaban, dan artinya orang-orang itu hidup dengan
pikirannya.
Sejarah
sudah merekamnya dengan begitu baik, bagaimana peradaban-peradaban yang maju
itu hadir dan dapat memberikan sumbangsing yang begitu besar bagi
keberlangsungan hidup manusia. Tuhan menganugrahkan akal kepada manusia, supaya
mereka berpikir, menganalisa dan akhirnya melahirkan teori-teori keilmuan yang
mendalam. Namun, tidak sedikit dari manusia yang tidak menyadari dan memahami
hal itu.
Lahirnya
UKM Unstraj merupakan serangkaian cita demi terlahirnya suatu peradaban. Mereka
sadar, bahwa peradaban tidak akan ada jika literasi tidak dibangun. Semoga,
dengan hadirnya Unstraj ini, menjadi cikal bakal lahirnya peradaban yang luhur
dan kokoh. Maka, teruslah berliterasi, tingkatkan berinteraksi dengan ilmu
pengetahuan, sebab ia akan membawamu pada kemajuan dan kemapanan hingga kau
menjadi agen peradaban. Wassalamu ‘alaikum
|
Garut, 13 Januari 2019 M
|
|
|
|
Iman Nurjaman
|
|
Ketua Umum UKM Unstraj
|
Pengagas
Sejatinya, sastra adalah bagian dari pan ilmu
yang dikaji oleh Islam, bahkan menjadi salah satu alat dakwah yang digunakan
para ulama dalam menyebar risalah. Prinsip ini telah singgung dan dijadikan alasan normatif dalam profosal pendirian UKM Unstraj.
Selain
itu kebutuhan akan media diskusi sangat mendesak, karena ruang persegi kampus,
organisasi intra semisal BEM belum penuh memfasilitasinya. Maka Unstraj
diinisiasi tidak mandeg hanya kajian sastra dan jurnlistik, tapi adalah kawan
candra dimuka mengembangkan literasi mahasiswa STAIPI Garut.
Berbicara soal penggagas, sebenarnya Unstraj
lahir dari hasil obrolan Fajar Shidiq, S. Ag (sarjana ilmu hadits tahun 2018) -yang
pada saat itu masih semester VI- dan Fahri Khoeruddin, S. Ag (sarjana tafsir
hadits tahun 2017). Maka pada saat DLM mengadakan pertemuan pengajuan aspirasi,
Fajar Shidiq pun membuat proposal pengajuan pendirian UKM atas saran dari kaka
tingkatnya, kang Fahri.
Pada
awal pengajuannya, UKM ini bernama Unstra yang merupakan akronim dari Unit
Studi Sastra. Akan tetapi, pada waktu yang bersamaan Hendiana Mustofa, S. Pd
(sarjana PAI tahun 2017) mengajukan UKM jusrnalistik. Maka atas saran WK III
UKM sastra dan jurnalistik digabungkan sehingga nama Unstra berubah nama
menjadi Unstraj (Unit Studi Sastra dan Jurnalistik).
Kendala
Untuk organisasi yang berdiri di kampus STAIPI
yang terbilang masih cukup muda, maka tak sedikit kendala yang dihadapi oleh
para pendahulu Unstraj. Bahkan mungkin sampai saat ini ketika Unstraj sudah
memiliki banyak anggota dan lain sebagainya, kendala sudah pasti ada.
Adapun
kendala Untstraj pada periode pertama yang diketuai oleh saudara Fajar Shidiq
adalah Fajar-Centris, maksudnya anggota yang di recrut itu masih
ambigu pada pergerakan Unstraj, mau apa dan bagaimana. Sehingga sekalipun ada
anggota, mereka masih sangat ketergantungan, karena mungkin persepsinya Fajar
yang mendirikan maka Fajar yang mengonsep pergerakan. Akhirnyaa ketika Fajar
Shidiq sebagai ketua vakum maka semuanya vakum.
Progres
Kehadiran
Unit KegiatanMahasiswa (UKM) di STAIPI Garut diinisiasi semenjak masa
kepemimpinan DLM kang Agus dan BEM kang Gicky. Pengajuan aspirasi tepat
dilaksnakan pada tanggal 12 Desember 2016, sejak tertanggal itulah Unstraj
mengajukan pendirian pada pihak WK III kemahasiswaan dan DLM STAIPI Garut.
Adapun
mengenai progresnya, sejatinya semenjak didirikan -mulai pengukuhan awal tahun
2017- Unstraj sempat recrutment anggota dan beberapa kumpulan agenda
kegiatan, bahkan anggota pada saat itu hampir mencapai 20 orang. Akan tetapi,
karena waktu itu Fajar Shidiq yang ditunjuk sebagai ketua umum memiliki
beberapa aktivitas di organisasi ain, akhirnya berdampak pada pecahnya
konsentrasi dan kurangnya pembinaan dan perhatian pada Unstraj. Sehingga,
kurang lebih 8-9 bulan terjadi kevakuman gerakan pada UKM Unstraj. Namun, pada
awal tahun 2018, Fajar Shidiq mengumpulkan kembali kader yang masih memiliki
semangat literasi dan cita-cita kolektif
memajukan kampus lewat literasi. Saat itu ada tiga orang yang hadir dan
berdiskusi mengenai keberlangsungan Unstraj. Pada awalnya, ketua umum Unstraj
menawarkan pergantian ketua umum pada saat itu kepada Iman Nurjaman , Halim
Majid dan Tibaus Surur. Namun mereka menyerahkan kepada Fajar Shidiq untuk
menahkodai Unstraj untuk enam bulan ke depan.
Maka
sejak saat itulah mereka mulai bergerak kembali, eksplorasi, dan ekspansi
gerakan pada tiap-tiap kelas dan Hima Prodi. Sehingga terbentuk kembali
kepengurusan dan mengagendakan gerakan-gerakan baru. Adanya agenda diskusi,
kajian dan bahkan pembuatan ruang aktualisasi tulisan di media sosial (FB,
Instagram dan Blog) dan buletin Atmosfer yang sampai saat ini masih tetap
eksis.
Atmosfer pada awal kemunculannya
Setelah
pergerakan mulai stabil, maka sebagai UKM yang hadir dengan corak literasi Unstraj
mencoba mengembangkan bakat menulis dari setiap anggota maupun non anggota yang
merupakan mahasiswa STAIPI secara umum lewat sebuah buletin bernama Atmosfer
yang terdiri dari beberapa rubrik seperti cerpen, puisi, dan karikatur.
Adapun
penamaan Atmosfer adalah hasil gelar pendapat beberapa kader Unstraj. Pada saat
itu banyak nama yang diajukan untuk buletin, hingga pada akhirnya ditetapkanlah
nama Atmosfer sebagai nama resmi atas usulan dari kang Fajar sendiri.
Filosofinya,
karena atmosfer merupakan satu lapisan udara yang melapisi bumi dengan
ketinggian kurang lebih 300 KM. Secara
sederhananya, atmosfer ini mengudara. Begitupun dengan buletin ini, kang Fajar
sebagai ketua umum pada saat itu berharap melalui buletin ini mampu mengangkat
kembali cita-cita ideal kemajuan. Oleh karena itu dibuatlah jargon “merajut
peradaban melalui literasi.” Ia juga berharap Unstraj bukan hanya sebatas
memfasilitasi mereka yang ingin terbiasa menulis dan asyik berdiskusi. Lebih
jauh dari itu, diharapkan Unstraj dapat menjadi tumpuan harapan kemajuan kampus
bening STAIPI Garut dan melahirkan orang-orang yang cerdas-cendekia.
Filosofi lambang Unstraj
Bulu angsa adalah alat tulis klasik.
Dipakainya buku angsa sebagai simbol bahwa Unstraj adalah organisasi yang menjunjung
tinggi budaya literasi (baca tulis) yang karenanya bulu angsa tersebut
diletakkan dibagian atas, juga Unstraj diharapkan dapat mewarisi semangat para
pejuang literasi dahulu, yang meski dengan hanya bulu angsa tapi mampu
melahirkan ratusan karya yang manfaatnya terasa
hingga sekarang.
Adapun
huruf USJ merupakan kependekan dari Unstraj, mewakili kata inti dari
kepanjangan akronim tersebut, yakni Unit Sastra Jurnalistik. Deretan tiga huruf
tersebut merapat membentuk sebuah wadah, yang tepat berada di bawah bulu angsa.
Ini mengisyaratkan harapan besar untuk menjadikan Unstraj sebagai wadah yang
darinya muncul para pejuang literasi.
(Ayu Indah Karisma, anggota UKM Unstraj)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus😍😍😍
BalasHapus😍😍😍
BalasHapusMantaps,,
BalasHapus